Red Sox khawatir penolakan Rafael Devers untuk mengubah posisi akan mengirim pesan yang salah tentang budaya tim

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-06-18 Kategori: news

## Red Sox Dikhawatirkan Penolakan Rafael Devers Bisa Rusak Budaya Tim: Ego atau Prinsip?

Boston Red Sox, tim yang sedang berjuang mencari identitas baru di tengah badai pemain muda, kini dihadapkan pada dilema pelik di luar lapangan.

Bintang andalan mereka, Rafael Devers, dikabarkan menolak permintaan tim untuk berganti posisi, sebuah keputusan yang memicu kekhawatiran serius di internal klub.

Menurut sumber terpercaya, Devers awalnya menolak tawaran untuk menjadi designated hitter (DH).

Alasannya?

Ia merasa masih mampu berkontribusi di lini pertahanan, meskipun performanya di posisi third base seringkali menjadi sorotan.

Tak berhenti di situ, Devers kemudian menolak pula permintaan untuk mencoba bermain di first base, posisi yang mungkin bisa memberinya kesempatan bermain lebih banyak sekaligus mengurangi beban defensifnya.

Penolakan ini, walau mungkin terdengar sepele bagi sebagian orang, menimbulkan efek domino yang signifikan.

Manajemen Red Sox khawatir bahwa sikap Devers ini akan menjadi preseden buruk, terutama bagi para pemain muda yang baru menjejakkan kaki di Major League Baseball (MLB).

Mengapa demikian?

Bayangkan, seorang veteran, pemain dengan gaji selangit, menolak instruksi tim.

Pesan apa yang tersirat bagi para rookie yang sedang berusaha keras membuktikan diri?

Apakah ini sinyal bahwa ego pribadi lebih penting daripada kepentingan tim?

Inilah yang menjadi momok bagi Red Sox.

Memang, Devers adalah talenta luar biasa.

Pukulan kerasnya mampu membangkitkan semangat tim dan memompa adrenalin para penggemar.

Namun, dalam olahraga tim seperti baseball, harmoni dan kerjasama adalah kunci utama.

Jika seorang pemain, apalagi sekelas Devers, menolak untuk beradaptasi dan mengorbankan sedikit kenyamanannya demi tim, maka akan sulit membangun budaya saling percaya dan respek.

Statistik memang berbicara banyak.

Devers adalah pemukul yang produktif, namun performanya di third base seringkali mengecewakan.

Menurut data, tingkat kesalahannya tergolong tinggi, dan jangkauannya terbatas.

Red Sox khawatir penolakan Rafael Devers untuk mengubah posisi akan mengirim pesan yang salah tentang budaya tim

Dengan menempatkannya di posisi DH atau first base, Red Sox mungkin bisa memaksimalkan potensinya di lini serang sambil memberikan kesempatan bagi pemain muda untuk berkembang di third base.

Namun, di sisi lain, kita juga perlu memahami sudut pandang Devers.

Ia adalah seorang pemain yang bangga dengan kemampuannya.

Ia ingin membuktikan diri sebagai third baseman elit, bukan hanya sekadar pemukul jitu.

Ia mungkin merasa bahwa permintaan tim untuk berganti posisi adalah bentuk ketidakpercayaan terhadap kemampuannya.

Lantas, apa solusinya?

Red Sox perlu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan Devers.

Mereka perlu menjelaskan alasan di balik permintaan ini, bukan hanya dari sudut pandang statistik, tetapi juga dari perspektif jangka panjang tim.

Devers juga perlu membuka diri, mendengarkan dan mempertimbangkan kepentingan tim.

Pada akhirnya, ini bukan hanya tentang posisi di lapangan, tetapi tentang budaya tim.

Red Sox perlu memastikan bahwa semua pemain, termasuk Devers, memahami bahwa kesuksesan tim adalah prioritas utama.

Jika mereka gagal, maka masa depan Red Sox bisa jadi suram.